Petapa Siddhartha Gautama menuju hutan tempat berdiamnya pertapa Alara Kalama. Pada waktu itu petapa Alara Kalama diakui sebagai salah satu petapa yang terkenal. Siddhartha memohon bimbingannya. Dia belajar dengan tekun dan giat, kemajuannya sangat pesat. Dalam waktu singkat kemampuannya telah menyamai gurunya. Dia menjadi murid yang terpuji dan terpandai. Petapa Alara Kalama merasa senang dengan keberhasilan muridnya ini.
Suatu hari Petapa Alara Kalama berkata kepada Siddhartha.”Sekarang engkau telah memperoleh semua yang kuketahui, bahkan bias mengajar seperti halnya diriku. Bersediakah engkau menetap dan mengajar murid-muridku?” Siddhartha menjawab,”Tidak adakah lagi ilmu yang bias diajarkan Guru kepadaku. Tidak dapatkah mengajariku cara mengatasi kelahiran, usia tua, sakit dan kematian?” Petapa Alara Kalama tidak menjawab karena segala hal yang diketahuinya telah diajarkan kepada Siddhartha.
Yang diajarkan Petapa Alara Kalama adalah berlatih meditasi, bertujuan menenangkan pikiran dengan menyingkirkan pikiran kemelekatan pada obyek luar, disebut sebagai ‘Alam Kekosongan’. Tetapi, karena semadhi ini bukan merupakan tingkat yang tertinggi maka tidak dapat menjawab persoalan kelahiran, usia tua, sakit, dan kematian. Siddhartha kemudian meninggalkan petapa Alara Kalama untuk mencari guru lain yang dapat membimbingnya melampaui kemampuannya saat ini.